Selasa, 27 Desember 2011

POMPA SPIRAL SISTEM INJEKSI UDARA

BLOG INDUK :  diklik
http://blograsyad.blogspot.com      (semua blog)


Silahkan setelah membuka blog ini you tube kami dibuka/diklik: 1.http://www.youtube.com/watch?v=kc5W_QtCmNA pompa           spiral pertamakali dicoba di halaman rumah th 2008 2.http://youtu.be/A737TB0brQI pompa spiral dicoba di sungai 3.http://youtu.be/KftWrvp7RDk pompa spiral dicoba di darat 
4.http://www.youtube.com/watch?v=vLwdbpKkhZg kotak meter
5.Blog Bahasa Madura SD Kls 1-6:  mrasyadsdncenlecen2pakong.blogspot.com
m-rasyadsdncenlecen2pakongpamekasan.blogspot.com
Blog Bahasa Madura SD:  mrasyadsdncenlecen2pakong.blogspot.com
Blog Satuan Ukuran utk SD:  mrasyadpakongpamekasan.blogspot.com
Blog Masakan Madura:   mrasyadsdncenlecen2pkg.blogspot.com


POMPA AIR SPIRAL SISTEM INJEKSI UDARA
Nomor Permohonan HKI: S-00200900018
( M. RASYAD, SDN Cenlecen 2,Pakong-Pamekasan-Madura-Indonesia)

Gambar pandangan  perspektif  dari Pompa Spiral Sistem Injeksi Udara.



URAIAN LENGKAP GAMBAR
Dalam uraian ini 23 peralatan dalam pompa spiral  sistem  injeksi  udara akan diuraikan sbb:
1.    As
As bahan pipa air dari besi garis tengah 2,4 cm dan panjang 144 cm. Pada bagian sisi kedua ujungnya dilubangi dengan garis tengah 2 cm dan jarak lubang dari ujung pipa sejauh 11,5 cm. As ini nanti dicabangkan ke lilitan  slang dengan menggunakan cabang as. As digunakan untuk poros kincir dan sekaligus untuk saluran keluar masuknya air. Agar air yang  masuk ke dalam  pipa as terpisah dengan air yang keluar dari pipa as maka lubang  pipa as  pada  bagian  tengah-tengahnya disumbat dengan karet.

2.    Cabang as
Cabang as bahannya dari pipa air terbuat dari besi dengan garis tengah 2               cm dan panjang 6 cm sebanyak 2 batang. Masing-masing cabang as ini               dilas pada lubang boran as dekat kedua ujung as. Pengerjaan pengelasan               dilakukan setelah jangkar as dan piringan dipasang pada as. Satu cabang as yang berada dibagian saluran pemasukan air digunakan untuk menghubungkan as dengan alat injeksi udara yang dihubungkan dengan salah satu ujung lilitan slang pada rengrengan sedangkan cabang as yang satunya lagi yang berada dibagian saluran pengeluaran air digunakan untuk menghubungkan as dengan ujung lilitan slang yang lainnya.                                                                                    


                                                         
3.    Jangkar as
Jangkar as berbentuk cakar dari paku berukuran 6 mm x 16 cm sebanyak                2 buah rangkaian yang masing-masing rangkaian jangkar as terdiri dari 4               batang paku yang ujung-ujungnya dibengkokkan sepanjang 4 cm. Caranya masing-masing paku dilas pada as dekat kedua cabang as sebelah dalam membentuk cakar yang jaraknya 17,5 cm dari cabang as. Jangkar as ini gunanya untuk menyangga piringan agar tidak miring atau goyah.  


4.    Piringan
Piringan berbentuk bundar dibuat dari papan kayu jati berukuran 36 cm x 36 cm x 2 cm sebanyak 2 buah. Masing-masing piringan tersebut pada bagian  pinggirnya  dibuat  celah-celah  seukuran   ketebalan   kayu   reng dengan jarak sama sebanyak 8  buah  dan  pada  bagian  tengah  diberi  lubang kecil  dengan  garis  tengah   2,4 cm   untuk  tempat  as.   Selanjutnya   setelah kedua piringan dibuat lalu dipasang pada kedua jangkar as dengan memasukkan ujung as pada masing-masing lubang piringan kemudian piringan dirapatkan pada jangkar as dengan menancapkan ujung-ujung paku jangkar as hingga menembus piringan yang sebelumnya telah dilubangi. Kedua piringan yang berjarak 82 cm tersebut digunakan untuk menyangga rengrengan tempat lilitan slang.

5.    Ruji-ruji
Ruji-ruji bahannya menggunakan kayu reng jati panjang 47 cm sebanyak 16 batang. Masing-masing sebanyak 8 batang ruji-ruji disekrup pada masing-masing piringan dengan bentuk menjari gunanya untuk menyangga sudu-sudu kincir.

6.    Rengrengan
Rengrengan bahannya dari kayu reng jati panjang 90 cm sebanyak 8                batang.  Masing - masing  batang  rengrengan  dipasang   melintang   sejajar   as dengan ujung-ujungnya dipaku pada celah-celah pinggiran kedua piringan gunanya untuk menyangga lilitan slang.


7.    Sudu-sudu kincir
Sudu-sudu kincir menggunakan papan kayu jati berukuran 94 cm x 19 cm x 1,5 cm sebanyak 8 lembar. Sudu-sudu kincir disekrup pada ujung ruji-ruji dikedua piringan setelah slang dililitkan pada rengrengan gunanya sebagai dayung kincir. 



8.    Klaher
Klaher sebanyak 2 buah dengan lubang bergaris tengah 2,5 cm dan garis             tengah bagian luar 5,2 cm, masing-masing dilem pada kedua ujung as               dekat cabang as dengan jarak 6 cm dari cabang as dan 5,5 cm dari ujung               as gunanya untuk bantalan pelicin as kincir. Khusus untuk klaher yang               dipasang pada ujung as dibagian saluran pengeluaran air selain sebagai               pelicin as kincir juga digunakan sebagai penghubung antara tabung pengeluaran dengan as kincir.


      

9.    Lilitan Slang 
Lilitan slang pada pompa berfungsi sebagai penyedot air sungai. Lilitan slang bahannya dari slang plastik berukuran 3/4 inchi dengan panjang 50 m. Pemasangannya, slang dililitkan pada rengrengan yang melingkungi as.
Arah lilitan slang:
Dilihat dari saluran pemasukan air, lilitan slang searah dengan putaran               jarum jam tetapi berbeda arah dengan putarannya sendiri. Bila dilihat dari saluran pengeluaran air maka arah lilitan slang searah dengan putarannya sendiri sesuai putaran jarum jam.
Catatan:
Untuk ujung  lilitan  slang  yang  akan  dihubungkan  dengan  alat  injeksi udara yang ada dibagian saluran pemasukan air terlebih dahulu disambung dengan slang yang tebal dan bening ukuran 3/4 inchi dengan panjang 150 cm. Tujuannya agar gerakan gelembung-gelembung udara dan air di dalam lilitan  slang dapat dilihat dengan jelas sehingga kelancaran aliran air di dalamnya dapat  diketahui.  Sedangkan  dipilihnya  slang  yang  tebal  agar   slang   tidak mudah  kempis disaat terjadi penurunan tekanan udara di dalam lilitan slang.


10.  Slang saluran pemasukan
Slang saluran pemasukan menggunakan slang dari plastik berukuran 3/4 inchi dengan panjang 125 cm  dipilih dari bahan yang berkualitas, tebal, dan bening yang salah satu ujungnya dihubungkan langsung dengan ujung as di bagian saluran pemasukan  sedangkan ujung yang lainnya dicelupkan ke dalam air. Slang tersebut digunakan untuk  saluran pemasukan air yang paling depan.


11.  Klep
Klep dari plastik ukuran 3/4 inchi dipasang pada ujung slang saluran             pemasukan yang dicelupkan ke dalam air gunanya untuk menahan air di dalam slang agar tidak turun kembali.


12.   Per
Per dari kawat jemuran pakaian ukuran 3,5 mm x 125 cm. Pembuatannya           dengan cara melilitkan kawat tersebut pada buluh bambu yang bergaris tengah 5,5 cm. Per ini diselubungkan pada slang saluran pemasukan dengan pangkalnya yang diganjalkan pada klaher agar per tidak lepas saat slang berputar bersama as. Pada prinsipnya per ini digunakan untuk menyangga slang agar tidak bergerak bebas ketika slang berputar bersama as.


13.   Tulang Per
Tulang per bahannya dipilih dari besi beton berukuran 7 mm x 1,5 m. Pada bagian pangkalnya dibuat cabang agar tulang per tersebut setelah dipasang dapat dicantolkan pada kedua lubang pipa di atas canggah penyangga. Tulang per ini gunanya untuk memperkuat per dan slang agar tidak mudah digoyang oleh arus air sungai.
Cara memasang tulang per cukup dengan mencantolkan cabangnya pada           kedua lubang pipa di atas canggah penyangga kemudian diikatkan di atas               sepanjang per sehingga per dan slang kelihatan menggantung dibawah               tulang per.           




14.  Alat Injeksi Udara dan Alat Pancingan Air
Alat injeksi udara (penyetel udara) yang menyatu dengan alat pancingan air berfungsi sebagai pengatur masuknya udara ke dalam lilitan slang sehingga dapat mengaktifkan pompa dengan cara kerja penurunan tekanan udara di dalam lilitan slang. Untuk memperoleh alat tersebut digunakan tutup tangki kompor solderan  bekas dengan garis tengah 2,3 cm dan tinggi 2,5 cm, dimana pada tutup tangki kompor solderan tersebut terdapat alat pembuang udara yang menyatu dengan alat untuk mengisi minyak tanah. Kedua  alat tersebut digunakan sebagai alat injeksi udara dan alat pancingan air dengan terlebih dahulu alat tersebut dilas pada sepotong pipa air dari besi yang bergaris tengah 2 cm dan panjang 13 cm dengan pengelasan ditepatkan pada lubang  boran dibagian tengah sisi pipa yang telah dilubangi. Selanjutnya salah satu ujung pipa dari alat tersebut dilas pada cabang as di bagian saluran pemasukan air sedangkan ujung yang lainnya dihubungkan dengan ujung lilitan slang pada rengrengan.
Alat pancingan air yang menyatu dengan alat injeksi udara digunakan untuk memasukkan air ke dalam lilitan slang sebagai air pancingan.
              
    

                                           

15.   Tabung Pengeluaran
Tabung pengeluaran menggunakan pipa air dari besi dengan garis tengah 4,6 cm dan panjang 14 cm sebanyak satu batang. Salah satu ujungnya pada bagian pinggirnya dibengkokkan keluar sedikit dengan menggunakan palu. Bengkokan ini nanti akan digunakan untuk menghubungkan tabung pengeluaran dengan klaher di ujung as pada bagian saluran pengeluaran air dengan menggunakan lem. Kemudian pada bagian sisi tabung pengeluaran dilubangi dengan garis tengah 1,7 cm untuk dihubungkan dengan pipa pengeluaran. Dengan pemasangan tabung pengeluaran tersebut maka air dapat ditampung dan disalurkan keluar melalui  slang lain yang disambungkan pada pipa pengeluaran yang terhubung pada  tabung pengeluaran sehingga air dapat dialirkan ke tempat jauh untuk usaha kegiatan pengairan.


16.  Pipa Pengeluaran
Pipa pengeluaran bahannya pipa air dari besi dengan garis tengah 1,7 cm dan panjang 12 cm sebanyak 1 batang. Pipa pengeluaran ini dilas pada lubang di  sisi tabung pengeluaran yang telah dilubangi gunanya untuk menghubungkan tabung pengeluaran dengan slang lain yang akan digunakan untuk mengalirkan air ke tempat jauh dalam usaha kegiatan pengairan.


17.   Pelampung, 18. Bingkai Pelampung dan 23. Cantolan Tali
Pelampung bahannya cukup menggunakan kaleng bekas minyak goreng               yang masih baik dan tidak karatan atau bocor. Ukuran kaleng 35 cm x 23,5 cm x 23,5 cm sebanyak 8 buah. Sebelum digunakan kaleng dicat terlebih dahulu agar tidak cepat karat. Kemudian kaleng dirangkai dengan dilas menjadi dua rangkai. Tiap rangkainya terdiri dari 4 kaleng sehingga diperoleh sepasang rangkaian kaleng. Rangkaian kaleng ini nanti digunakan sebagai pelampung pompa yang diletakkan sejajar disamping kanan-kiri kincir gunanya untuk mengapungkan pompa diatas               air.
Bingkai pelampung bahannya dari besi siku dengan ukuran 3 cm x 3 cm x 3 mm x 9,55 m yang dipotong-potong menjadi 8 batang, yaitu panjang 140 cm sebanyak 4 batang, panjang 174 cm sebanyak 2 batang dan panjang 23,5 cm sebanyak 2 batang. Batangan-batangan besi siku tersebut dirangkai dengan cara dilas membentuk jaring-jaring, yaitu: 4 batang yang panjangnya 140 cm diletakkan sejajar dua-dua secara berpasangan dengan jarak dalam pasangan selebar kaleng (23,5 cm). Sedangkan jarak antara dua pasangan sama dengan jarak dari batas tengah antara klaher dan cabang as kiri sampai kebatas tengah antara klaher dan cabang as kanan yaitu sejauh 127 cm. Sedangkan yang 2 batang dengan panjang 174 cm dilas pada kedua ujung dari masing-masing pasangan. Kemudian yang 2 batang terpendek dengan panjang 23,5 cm dilas melintang memotong pada kedua  pasangan tepat ditengah-tengahnya. Nantinya bingkai pelampung ini dilas pada bagian atas pelampung gunanya untuk menyatukan pelampung agar tidak dicerai beraikan oleh arus air sungai.
Cantolan tali bahannya dari besi beton ukuran 7 mm x 15 cm sebanyak 3                batang masing-masing dilengkungkan membentuk busur kemudian dilas  pada bagian sisi depan pojok kanan-kiri dan tengah bingkai pelampung gunanya untuk tempat mengikat tali kekang pompa.


19.   Tiang Penyangga
Tiang penyangga bahannya dari pipa air yang terbuat dari besi dengan garis tengah 2 cm dan panjang 22 cm sebanyak 2 batang. Pada salah satu ujungnya di bagian sisinya masing-masing batangan tiang penyangga diberi lubang dengan ukuran garis tengah 7 mm untuk tempat mur baut setelan tiang penyangga yang berukuran 7 mm x 1,5 cm. Nantinya masing-masing tiang penyangga dilas pada bagian atas bingkai pelampung  gunamya untuk menyangga pompa di atas pelampung.

20. Canggah Penyangga
Canggah penyangga bahannya pipa air dari besi dengan garis tengah 4 cm dan panjang 11 cm. Pipa tersebut dibelah menjadi dua keping yang sama. Diatas kedua belahan pipa tersebut masing-masing diberi 2 batang potongan paku  besar dengan panjang 4,4 cm yang diletakkan  sejajar dengan jarak yang berbeda. Yang satu berjarak 6 cm dan yang lainnya berjarak 4 cm. Kedua pasangan paku yang diletakkan sejajar tadi  dilas pada belahan pipa masing-masing. Kedua belahan pipa yang telah dilas dengan paku tersebut nanti akan  digunakan untuk menyangga kedua klaher yang terpasang pada as. Agar nanti  canggah penyangga ini tidak bersinggungan dengan as kincir dan tabung   pengeluaran maka sisi canggah pada bagian atasnya dicekungkan dengan cara  dikikir sesuai keperluan. Posisi letak kedua canggah penyangga berada tepat  di bawah klaher kanan-kiri kincir. Khusus canggah penyangga yang   memiliki batangan paku berjajar yang berjarak lebih besar diletakkan di  bawah klaher pada bagian  saluran pemasukan air, sedangkan canggah               penyangga yang satunya diletakkan di bawah klaher bagian saluran           pengeluaran air. Untuk canggah penyangga yang berada disaluran pemasukan air dilengkapi dengan alat pencantol tulang per yang digunakan untuk menahan tulang per agar tidak mudah lepas disaat per dan slang saluran pemasukan digoyang oleh arus air sungai. Alat tersebut berupa dua batang  pipa kecil dengan ukuran garis tengah 1,2 cm dan panjang 5 cm yang  keduanya dilas pada sisi atas canggah penyangga  di sisi kanan-kiri batangan paku berjajar dengan posisi tidur sejajar paku.


         
                                                                 
21.  Tangkai Canggah Penyangga
       Tangkai canggah penyangga bahannya pipa air dari besi dengan garis tengah 1,6 cm dan panjang 22 cm sebanyak 2 batang. Masing-masing salah satu ujungnya dilas pada sisi lengkung bagian bawah canggah penyangga tepat ditengah-tengahnya gunanya untuk dapat mendudukkan canggah penyangga pada tiang penyangga.


22.  Setelan Tiang Penyangga

Setelan tiang penyangga bahannya mur dan baut dari besi ukuran 7 mm x 1,5 cm sebanyak 2 pasang yang masing-masing untuk baut dilas pada lubang boran yang terdapat di sisi ujung masing-masing pipa tiang penyangga sedangkan untuk masing-masing mur dipasang pada baut yang telah dilas pada masing-masing pipa tiang penyangga. Mur dan baut tersebut digunakan untuk mengatur ketinggian posisi pompa di atas air.

             
                                                

23.  Cantolan Tali (sudah diuraikan di atas)
Perakitan
Komponen tersebut diatas dari no.1 sampai no.16 setelah dibuat satu persatu  kemudian  dirakit  menjadi satu kesatuan yang utuh sehingga menjadi sebuah pompa spiral yang lengkap dengan kincirnya. Kemudian komponen lainnya seperti  no.17 sampai no.23 yang merupakan komponen anjungan  pompa  setelah dibuat dilakukan perakitan sebagai berikut: Bingkai pelampung dilas pada sisi bagian atas pelampung dengan lebih dahulu menempatkan kedua pelampung dalam posisi sejajar yang jarak antara  keduanya sama dengan jarak kedua pasang batang besi yang sejajar di dalam bingkai pelampung. Kedua tiang penyangga yang bagian ujungnya tidak  digunakan sebagai tempat setelan tiang penyangga masing-masing dilas pada kedua batang besi di bingkai pelampung yang letaknya memotong di tengah-tengah pada masing-masing pasangan batang besi yang sejajar di dalam bingkai pelampung. Jarak antara tiang penyangga ketiang penyangga sama dengan jarak dari klaher ke klaher di kedua ujung as. Jadi pengelasan kedua tiang penyangga harus lurus betul dengan kedua klaher yang melekat di kedua ujung as, jika tidak maka klaher tidak dapat didudukkan secara pas pada kedua canggah       penyangga. Setelah pengelasan tiang penyangga selesai, maka canggah penyangga yang telah dilas dengan tangkai canggah penyangga didudukkan pada pipa tiang penyangga. Untuk canggah penyangga yang memiliki alat pencantol  tulang per didudukkan pada tiang penyangga sebelah kanan di bagian saluran  pemasukan air sedangkan canggah penyangga yang satunya didudukkan pada tiang  penyangga sebelah kiri di bagian saluran pengeluaran air. Kemudian pompa diletakkan  diatas anjungannya dengan mendudukkan kedua  klaher tepat di atas canggah penyangga sesuai posisinya masing-masing. Selanjutnya ketinggian pompa diatur dengan menggunakan setelan tiang penyangga. Hasilnya dapat dilihat seperti gambar di bawah ini.
             


                                                            























           











                                                           





Senin, 26 Desember 2011

KOTAK METER

BLOG INDUK :  diklik
http://blograsyad.blogspot.com      (semua blog)

Silahkan setelah membuka blog ini you tube kami dibuka/diklik: 1.http://www.youtube.com/watch?v=kc5W_QtCmNA pompa           spiral pertamakali dicoba di halaman rumah th 2008 2.http://youtu.be/A737TB0brQI pompa spiral dicoba di sungai 3.http://youtu.be/KftWrvp7RDk pompa spiral dicoba di darat 

Blog Bahasa Madura SD:  mrasyadsdncenlecen2pakong.blogspot.com
Blog Satuan Ukuran utk SD:  mrasyadpakongpamekasan.blogspot.com
Blog Masakan Madura:   mrasyadsdncenlecen2pkg.blogspot.com



KOTAK METER
Nomor Permohonan HKI: S-00200900019
( M. RASYAD, SDN Cenlecen 2, Pakong-Pamekasan-Madura-Indonesia )
URAIAN SINGKAT GAMBAR
Gambar ini memperlihatkan pandangan  perspektif  dari  alat   ukur tak langsung Kotak Meter


URAIAN LENGKAP GAMBAR
Berikut ini diuraikan tentang gambar peralatan pada kotak meter. 
Kotak meter terbuat dari papan kayu tebal 0,7 cm, terdiri dari  dua  bagian utama, yaitu:
a.  Kotak luar (pengukur tinggi objek)
b.  Kotak dalam (pengukur jarak ke objek)
     
     Kotak luar dengan peralatannya terdiri dari:
- Badan kotak berbentuk balok, panjang 16 cm,  lebar  13,5 cm  dan  tinggi  6cm



Pada bagian atas badan kotak dilengkapi dengan dua buah peralatan yang diletakkan membujur  dan  menempel  dengan  posisi  saling  berhadapan berjarak sekitar dua jari , yaitu:
- Dudukan  geser  lidah  kotak  kesatu  yang  bentuknya  pipih  memanjang gunanya  untuk tempat menggeser  lidah  kotak  kesatu,  memiliki  ukuran panjang 16 cm dan lebar 3,5 cm



- Dudukan  penahan   lidah   kotak   kesatu   yang   bentuknya   juga   pipih memanjang  digunakan  untuk  menahan  lidah  kotak  kesatu  agar   tidak mudah  lepas  saat  digeser,  memiliki  ukuran  panjang  16 cm  dan  lebar 1,5 cm



Sedangkan  pada  bagian  depan  kotak   dipasang   peralatan   pendukung pengumpul data, yaitu berupa:
    - Sepasang daun  jendela  kotak  berbentuk  pipih  memanjang  yang  dapat dibuka  tutup gunanya  untuk  mengatur lebar pengintipan / pandangan terhadap objek, dengan ukuran panjang 11 cm dan lebar 4,7 cm



- Dudukan geser daun jendela kotak berbentuk pipih memanjang dipasang tepat dibawah daun jendela kotak dengan menempel pada bagian depan bawah kotak gunanya untuk  tempat  menggeser daun jendela kotak, berukuran panjang 22,5 cm dan lebar 2,3 cm




-Dudukan penahan daun  jendela kotak berbentuk pipih memanjang dipasang menempel dibagian depan atas kotak gunanya untuk mengapit kedua daun jendela kotak sehingga  tidak  mudah lepas saat digeser, berukuran panjang 13,5 cm dan lebar 1 cm



-Skala dari  penggaris  plastik  15 cm-an  dipasang  pada  salah  satu  daun jendela kotak dengan cara  menempelkan pangkal  skala  pada  ujung  kiri daun  jendela  kotak  yang  sebelah   kanan   yang   berhadapan   langsung dengan ujung kanan daun  jendela  kotak yang sebelah kiri gunanya untuk mengukur lebarnya jendela kotak saat dibuka atau skala tersebut dipasang (ditempelkan) pada dudukan geser daun jendela kotak di bagian depan seperti terlihat pada gambar di bawah ini 



Cara merakit: Semua peralatan diatas dirakit dengan paku kecuali daun jendela kotak dijepitkan pada dudukan gesernya. Hasilnya seperti gambar di bawah ini.



Kotak dalam dengan semua peralatannya terdiri dari:
- Badan kotak berbentuk balok, panjang 16 cm, lebar 12 cm dan tinggi 4,5 cm



Pada bagian atas badan kotak dilengkapi dengan beberapa alat pendukung pengumpul data yang diletakkan menempel dan bertumpang tindih, yaitu berupa:
-Dudukan penopang lidah kotak kesatu berbentuk pipih diletakkan menempel di bagian pangkal atas kotak gunanya untuk menopang bagian pangkal lidah kotak   kesatu, dengan  ukuran  panjang 8 cm dan lebar 4 cm



-Dudukan geser lidah kotak kedua yang berbentuk pipih digunakan untuk tempat menggeser lidah kotak kedua yang diletakkan menempel diatas lidah kotak kesatu, berukuran panjang 16 cm dan lebar 3 cm



-Lidah kotak kesatu dan skala dari penggaris plastik 30 cm-an yang berbentuk pipih,  dimana  lidah  kotak  kesatu  yang  digunakan  untuk menopang skala diletakkan di atas badan kotak dengan pangkalnya yang menempel pada bagian atas dudukan penopang   lidah kotak kesatu, berukuran panjang 30 cm dan lebar 4 cm
Sedangkan skala yang berupa penggaris 30 cm-an ditempelkan di atas lidah kotak  kesatu  dengan  meletakkan  angka  0 (nol)  skala tepat pada pangkal lidah kotak kesatu di batas belakang badan kotak gunanya untuk mengetahui panjang badan alat ukur (kotak meter) pada saat  pengamatan pertama.



- Lidah  kotak  kedua dan skala dari penggaris plastik 10 cm-an yang berbentuk pipih,  dimana lidah kotak kedua yang digunakan untuk menopang skala diletakkan di atas lidah kotak kesatu yang telah ditempeli skala dengan menjepitkan bagian sisinya pada bagian  samping dudukan geser lidah kotak kedua, berukuran panjang 16 cm dan lebar 3cm
Sedangkan skala yang berupa penggaris 10cm-an ditempelkan di atas lidah  kotak  kedua  atau di sampingnya dengan  meletakkan  angka 0 (nol) skala tepat pada ujung lidah  kotak   kedua gunanya untuk mengetahui besarnya selisih panjang badan alat ukur (kotak meter)  antara saat pengamatan pertama dan kedua.



Cara merakit: Semua peralatan diatas dirakit dengan paku kecuali lidah kotak kedua dijepitkan pada dudukan gesernya. Hasilnya seperti gambar di bawah ini.


Setelah kotak meter dirakit selanjutnya dapat dipergunakan dengan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
          1.  Kotak dalam pada kotak meter ditarik agak keluar kemudian pajang
               badan kotak meter dicatat dengan melihat angka pada skala yang berupa
               penggaris 30 cm-an di lidah kotak kesatu.
          2.  Objek diamati melalui lubang kecil yang ada di belakang kotak dalam
               dengan sambil membuka daun jendela kotak hingga diperoleh       
               pengamatan yang tepat terhadap tinggi objek. Kemudian lebar jendela
               kotak dicatat dengan melihat angka pada skala yang berupa penggaris 15
               cm-an di jendela kotak.
          3.  Angka nol skala penggaris 10 cm-an dilidah kotak kedua ditepatkan
               pada batas depan kotak meter. Lalu maju beberapa meter (misal 10 m)  
               ke depan dan jarak tersebut (yang 10 m) dicatat kemudian dilakukan
               pengamatan kedua dengan cukup mendorong kotak dalam pada kotak
               meter sampai diperoleh pengamatan yang tepat terhadap tinggi objek.
               Selanjutnya selisih panjang badan kotak meter antara saat pengamatan  
               pertama dan kedua dicatat dengan melihat angka pada skala penggaris 10  
               cm-an di lidah kotak kedua sampai seberapa jauh angka skala tersebut
               melewati batas depan kotak meter.
          4. Selanjutnya hasil catatan pengamatan yang berupa angka dari langkah 1sampai dengan langkah 3 tersebut di atas dimasukkan pada rumus berikut:
               .  Untuk menghitung jarak ke objek:
                  AJ : AD = k : AG,dimana k dan AG berasal dari (AJ-GK)dan (AD-GD) 
               Untuk menghitung tinggi objek:
                  EF : BC = k : AG,dimana k dan AG berasal dari (AJ-GK)dan (AD-GD)
               Keterangan:
               - AJ adalah panjang badan kotak meter pada saat pengamatan pertama.                                     
                 Angkanya diperoleh dari langkah 1.
 - AD adalah jarak ke objek.
                    -  k adalah besar selisih panjang badan kotak meter antara saat
                   pengamatan pertama dan kedua. Angkanya diperoleh dari langkah 3.
                - AG adalah jarak antara tempat pengamatan pertama dan kedua.     
                  Angkanya diperoleh dari langkah 3.
    - EF adalah lebar jendela kotak setelah dibuka. Angkanya diperoleh            
      dari langkah 2.
  -    BC adalah tinggi objek.